Jumat, 11 Januari 2013

Asal usul sejarah becak



Becak (dari bahasa Hokkien: be chia "kereta kuda") adalah suatu moda transportasi beroda tiga yang umum ditemukan di Indonesia dan juga di sebagian Asia. Kapasitas normal becak adalah dua orang penumpang dan seorang pengemudi. Di Indonesia ada dua jenis becak yang lazim digunakan:

* Becak dengan pengemudi di belakang. Jenis ini biasanya ada di Jawa.
* Becak dengan pengemudi di samping. Jenis ini biasanya ditemukan di Sumatra. Untuk becak jenis ini dapat dibagi lagi ke dalam dua sub-jenis, yaitu:

1. Becak kayuh - Becak yang menggunakan sepeda sebagai kemudi.
2. Becak bermotor/Becak mesin - Becak yang menggunakan sepeda motor sebagai penggerak.


Becak merupakan alat angkutan yang ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara (kecuali becak bermotor tentunya). Selain itu, becak tidak menyebabkan kebisingan dan juga dapat dijadikan sebagai obyek wisata bagi turis-turis mancanegara. Meskipun begitu, kehadiran becak di perkotaan dapat mengganggu lalu lintas karena kecepatannya yang lamban dibandingkan dengan mobil maupun sepeda motor. Selain itu, ada yang menganggap bahwa becak tidak nyaman dilihat, mungkin karena bentuknya yang kurang modern. Satu-satunya kota di Indonesia yang secara resmi melarang keberadaan becak adalah Jakarta. Becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an. Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak adalah "eksploitasi manusia atas manusia". Penggantinya adalah, ojek, bajaj dan Kancil. Selain di Indonesia, becak juga masih dapat ditemukan di negara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Vietnam dan Kuba. Di Singapura, becak kini hanyalah sebuah alat transportasi wisata saja.

Untuk meningkatkan kemampuan becak dan mendorong penggunaan kendaraan tidak bermotor dibeberapa negara maju dikembangkan becak yang menggunaan gigi percepatan/transmisi seperti yang digunakan dalam sepeda modern sehingga bisa melewati tanjakan dengan lebih mudah, desain dibuat aerodinamis serta pengemudinya berada di depan ruang penumpang.






 
ASAL USULNYA
 
Tahukah Readers, becak ternyata berasal dari Jepang? Kemunculan kendaraan beroda tiga yang ditarik dengan tenaga manusia itu pertama kalinya hanya kebetulan. Tahun 1869, seorang pria Amerika yang menjabat pembantu di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jepang berjalan-jalan menikmati pemandangan Kota Yokohama. Suatu saat dia berpikir bagaimana cara istrinya yang kakinya cacat bisa ikut berjalan-jalan? Tentu diperlukan sebuah kendaraan. Kendaraan itu, pikirnya, tidak usah ditarik kuda karena hanya untuk satu penumpang saja. Kemudian ia mulai menggambar kereta kecil tanpa atap di atas secarik kertas. Orang-orang Jepang yang melihat kendaraan pribadi ditarik manusia itu menamakannya jinrikisha. Penarik jinrikisha biasanya diberi upah tiap minggu. Lama-lama, jinrikisha menarik perhatian masyarakat Jepang, khususnya para bangsawan.

Pada tahun 1800-an jinrikisha akhirnya sampai ke telinga masyarakat di China. Hingga dalam waktu singkat, jinrikisha dikenal sebagai kendaraan pribadi kaum bangsawan dan kendaraan umum. Kendaraan ini diberi nama rickshaw. Sementara penghelanya disebut hiki. Tapi, lama-lama para pemerhati kemanusiaan di China iba melihat para hiki yang kerja bagaikan kuda itu. Mulai 1870 rickshaw dilarang beroperasi di seluruh jalan-jalan negeri China. Sedangkan inrikisha di Jepang sebelumnya sudah lama dilarang. Diilhami jinrikisha dan rickshaw, tiba-tiba saja sekitar tahun 1941 untuk pertama kalinya di kota-kota besar di Indonesia muncul becak. Berbeda dengan jinrikisha dan rickshaw yang beroda dua dengan ban mati, becak sudah lebih modern. Rodanya tiga dan menggunakan ban angin, mengemudikannya dikayuh dengan dua kaki.

 sumber
 

Tidak ada komentar: