Minggu, 29 Desember 2013

Tugas cerpen

Pada suatu hari kita berempat, saya, faisal, ipin, dan aris merencanakan agenda untuk jalan jalan liburan semesteran . Kita sepakat untuk berangkat liburan ke jogja, setelah merencanakan semua persiapan yang di butuhkan saya dan faisal pergi ke stasiun untuk memesan tiket ternyata di sana rame sekali karena bertepatan dengan musim mudik, saya dan faisal pun mengatri untuk mendapatkan tiket . Setelah mengantri cukup lama akhirnya tiket sudah di dapat, saya dan faisal pun pulang kerumah masing masing untuk mempersiapkan apa apa saja yang akan di bawa .

Pada hari H kita sudah sepakat untuk bekumpul langsung di stasiun kota, saya, ipin dan aris berangkat bareng sedangkan faisal berang sendiri ke stasiun kota . Setelah melewati stasiun juanda faisal telpon untuk menanya kan saya sudah berada dimana dan ternyata si faisal juga berada di kereta yang sama dengan saya menuju ke kota hanya beda gerbong saja dan kita pun bertemu . Sesampai nya di stasiun kota kita pun langsung menuju kereta yang menuju ke jogja sempat ke binggungan juga yang mana kereta yang menuju jogja kita pun bertanya tanya pada petugas di sekitar sana dan setelah di beri tahu kami pun langsung menaiki kereta tersebut dan mencari cari nomer bangku yang ada di tiket kami . Setelah mencari cari akhirnya ketemu juga dan kita pun segera duduk di bangku masing masing, tidak lama kemudian kereta pun berangkat dan kita pun bedoa semoga selamat sampai tujuan amin, di perjalanan kita ketawa tawa bercanda untuk menghilang kan rasa bosan di dalem kereta dan ternyata si ipin membawa laptop di tas dan membawa stick ps nya ya sudah kita pun bergantian main ps di laptop si ipin . Tak terasa hari sudah semakin gelap dan kita pun belom sampai ke jogja di dalam kereta banyak penumpang lain yang sudah tertidur pulas .

Pukul 21.45 kita pun sampai di stasiun lempuyangan jogjakarta , turun dari kereta kita duduk sebentar di stasiun untuk merenggakan otot karena pegel sekali duduk lama lama di dalem kereta, sambil menunggu si faisal menelpon temen nya yang berada di jogja untuk menyemput kami di stasiun tak lama kemudian temen faisal dateng dan kami di antar ke penginapan untuk menginap dan beristirahat , sampai nya di penginapan kita pun langsug masuk kamar dan beristirahat .

Ke esokan harinya kita bangun pagi pagi sengaja untuk menikmati kota jogja ternyata di depan kamar temen si faisal sudah ada dan dia menawarkan ke kita untuk menyewakan motor agar lebih enak untuk jalan jalanyamotor pun kita sewa dan kita langsung menuju candi borobudur. Baru pertama kali kita berempat jalan jalan di kota jogja sempat ke sasar juga pada saat ingin menuju candi borobudur karen hanya mengandalankan gps yang ada di handphone , muter muter ahkhir nya kita sampai di candi borobudur di sana rame sekali banyak anak anak SMA yang sedang study tour, kita foto foto di candi borobudur naik ke atas dan menikmati pemandangan yang ada di sana setelah puas melihat candi borobudur kita pun tak ingin membuang buang waktu untuk langsung jalan jalan lagi ke malioboro, Hari pun sudah sore kita berencana untuk pulang ke penginapan untuk tidur dan beristirahat .

Hari kedua di jogja kita menuju pantai parangtritis dengan bermodal kan gps di hp kita pun berangkat, nyasar bagi kita itu sudah biasa karena kita sendang berada di kota orang hahahaha , sesampainya di sana sama seperti di candi borobudur di sini sangat rame sekali orang orang sedang berenang dan bermain air dllkita foto foto, berenang dan menikmati pengamandang di pantai parangtristis . Tidak terasa hari sudah gelap kita pun pergi dari pantai ke alun alun menikmati malam hari di sana, tak kalah rame dengan di pantai tadi di sini pun banyak sekali warga jogja maupun pendatang seperti kita yang bedatang ke alun alun untuk jalan jalan menikmati malam hari di sini . Saya dan teman teman berencana agar lebih lama di alun alun karen besok kita harus sudah berangkat ke jakarta lagi . Tidak terasa hari beganti begitu cepat kita pulang dari alun alun ke penginapan untuk berkemas siap siap karena besok pagi pagi sekali kita harus sudah berangkat ke terminal .

Pagi hari di hari ketiga kita sudah siap untuk pulang lagi ke jakarta kita pun tidak lupa berpamitan dengan teman faisal yang sudah membantu kita mencari penginapan dan menyewakan motor dan kita juga berpamitan dengan pemilik penginapan . Kita segera menuju ke terminal karena kita sudah berdiskusi klo pulang nanti kita menggunakan bus, sebelum ke terminal kita tidak lupa untuk mampir lagi ke jalan malioboro untuk membeli oleh oleh setelah berbelanja kita menuju terminal sampai di terminal kita menunggu bus datang karena bus yang kita akan naikin datang telat . Setelah beberapa menit akhirnya bus datang  dan kita pun segera naik kita berangkat sore dari jogja dan sampai di terminal kampung rambutan pagi .


sekian

Selamat tinggal jogja semoga bisa berlibur kesana lagi  : )
sarip


Sabtu, 28 Desember 2013

Kerangka karangan

Berdasarkan urutan ruang

Topik    : Wisata.


Tujuan   : Untuk mengetahui lokasi wisata .

Tema    : Beberapa lokasi wisata di pulau jawa.

I. Tempat wisata di Pulau Jawa

A. Tempat wisata di Jakarta

1. Kebun binatang ragunan

2. Taman mini indonesia indah.

3. Ancol.


4.Taman Ismail Marjuki.

B. Tempat wisata di Jawa Barat

1. Kebun Raya Bogor.

2. Kebun Raya Cibodas.

3. Puncak, Bogor.

4. Sangkanhurip.


C. Tempat Wisata di Jawa Tengah

1.Borobudur.

2.Dieng.

3.Guci Indah.

4.Museum Kartini.

D. Tempat Wisata di Jawa Timur

1.Jatim Park.


2.Gunung Bromo.

3.Air terjun seweru.


4.Sengkaling.

E. Tempat Wisata di Banten

1.Pasauran

2.Cruug Gendang

3.Situ Gintung

4.Pantai Bagedur

Berdasarkan topic

Topik   : Hutan

Tujuan : Untuk mengetahui pemanfaatan hutan

Tema  : Pemanfaatan hutan.


I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH

A. Mencegah Erosi

B. Mengurangi Polusi

1. Polusi Udara

2. Polusi Suara


C. Sebagai Hutan Lindung

II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS

A. Hutan Tanaman Industri

B. Hutan untuk Rekreasi

C. Hutan untuk Penelitian


sumber


Sabtu, 09 November 2013

Tulisan




Disini saya akan menceritakan tentang keluarga saya

Saya anak ke 2 dari 3 bersodara kaka saya sudah kuliah dan adik saya masih kelas 1 SMP 

dan saya sendiri masih kuliah .

Kaka dan adik saya laki - laki semua, Jadi di keluarga saya hanya ibu saya yang wanita. Saya 

sangat sayang dengan ke dua orangtua saya karena mereka sudah merawat kami dari kecil 

sampai dengan saat ini mereka juga banyak mengajarkan hal - hal yang baik kepada anak - 

anak nya dan saya sangat bahagia di lahirkan di tengah - tengah mereka yang sangat sayang 

ke pada saya . 




Mereka sekarang tinggal di Tangerang dengan adik saya, bila ada waktu libur di perkuliahan 

saya pun akan pergi kesana untuk bertemu melepas rindu dengan kedua orangtua saya .


sekian .


Kalimat Turunan



Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.

Jenis imbuhan

Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:

1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.

a. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-

b. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya



2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.

a. ber-an dan ber-i

b. di-kan dan di-i

c. diper-kan dan diper-i

d. ke-an dan ke-i

e. me-kan dan me-i

f. memper-kan dan memper-i

g. pe-an dan pe-i

h. per-an dan per-i

i. se-nya

j. ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).

a. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.

b. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan me-

Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:

1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.

2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.

3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.

4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.

5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.

6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:

1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.

2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.

3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.

Aturan khusus

Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:

1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe + perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe + perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)

sumber

Kalimat Efektif

Pengertian kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Ciri-ciri kalimat efektif:
  1. Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:
Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)

Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)

2. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)

Contoh:
Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)

Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)

3.Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)

Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

4. Kelogisan

Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)

Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan

Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)

Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

6. Keparalelan atau Kesejajaran

Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.

Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)

Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)

Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)




Diksi


Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). 

Fungsi dari diksi antara lain : 

Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap 
apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis. 
Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.


Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.Macam macam hubungan makna : 

Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat. 

Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil. 

Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain. 

Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan. 

Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain. 

Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti. 

Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda. 

Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.

Makna DenotasiMakna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus
.

Contoh :Adik makan nasi.Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.Makna KonotasiKalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya, maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.Contoh:Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi Positif karena sifatnya memujiMakna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.

Jumat, 18 Oktober 2013

Bahasa ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah

Bahasa Ilmiah
 
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun secara lisan.

Contoh Bahasa Ilmiah pidato presentasi skipsi:

Bapak-bapak, ibu-ibu, dan saudara-saudara yang saya hormati,
Perkenanakan saya memaparkan skripsi saya secara ringkas!
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penjualan Saham terhadap Laba Usaha pada PT BNI Cabang Makassar tahun 2007”. Skripsi ini memasahkan bagaimana pengaruh penjualana saham terhadap laba usaha pada perusahaan tersebut sejak 1 Juli hingga 31 Desember 2007. Penjualan saham merupakan variabel bebas dan laba usaha merupakan variabel terikat.
Kajian teoritik bersumber pada data sekunder yang diperoleh melalui buku, jurnal, ensiklopedia, website, dan beberapa laporan penelitian dalam bahasan yang sejalan dengan topik ini. Kajian ini menggunakan sumber data yang diterbitkan pada tahuan 2006-2007. Kajian ini dideskripsikan dalam Bab II Deskripsi Teori.
Berdasarkan kajian teoritik tersebut dilakukan pengumpulan data  di lapangan, yaitu kantor PT BNI Cabang Makassar dan di kantor-kantor cabang pembantu lainnya untuk mendapatkan data prmier. Data ini dikumpulkan sejak tanggal  1 juli sampai dengan 31 Desember 2007. Data ini diperoleh melalui observasi, angket, wawancara, dan melalui website.  Data ini dideskripsikan dalam Bab V Deskripsi Data, Analisis, dan Hasil Analisis Data. Selanjutnya, data ini dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahawa penjualan  saham terhadap laba usaha memenngaruhi secara signifikan. Sebagai kesimpulan bahwa penjualan saham berpengaruh secara positif terhadap laba usaha.



Ø  Bahasa Semi Ilmiah

Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

contoh Bahasa Semi Ilmiah : Penulisan Resensi


Pilot Peternakan
Seri Tentang Sahabat ini adalah salah satu buku yang cukup menarik untuk dijadikan salah satu bacaan anak-anak. Bukunya tidak terlalu tebal dengan mengisahkan tentang persahabatan antara Jolly si Peternak dengan ternak ternaknya, seperti babi, sapi angsa dan hewan ternak lainya.Dan impian tertinggi para ternak-ternak ini adalah bisa terbang dan melakukan akrobat di udara.  Cover bukunya juga menarik, saya yakin anak menyukai buku ini. Penggunaan kalimat demi kalimat yang digunakan dalam buku ini juga cukup mudah dicerna, sehingga anak-anak bisa dengan cepat menangkap makna dari isi buku ini. Namun bagi anak-anak di usia 5 tahun ke bawah sebaiknya tetap mendapat pendampingan dari orangtua. Agar pesan yang ada dalam buku ini bisa tersampaikan dengan baik.

Apa jadinya bila peternak dan hewan peliharaanya sudah bersahabat sedemikian? Tentu saja mereka akan saling membantu bila salah satu dari mereka ada yang sakit atau membutuhkan pertilongan. Buku cerita penuh gambar ini tidak terlalu tebal, namun bisa dijadikan salah satu bacan yang menarik untuk anak-anak. Cara bertuturnya yang sederhana sehingga akan mudah dipahami si kecil. (Tumbuh Kembang, September 2012 hlm 79)

Suatu hari di sebuah peternakan tiba-tiba segala sesuatu tak berjalan semustinya. Sapi memperoleh makanan tak seperti biasanya, domba tak bisa pulang karena tak ada yang menjemput dan si angsa terkunci dalam pagar. Jolly si peternak kelelahan karena tak sanggup mengurus peternakannya. Babi mencari tahu dan dia pun mendapatkan jawabannya. Para ternak pun akhirnya membantu Jolly. Sebuah bantuan yang membawa mereka pada kejutan tak terlupakan. Bacakan buku ini untuk anak belajar memecahkan masalah. (Ayahbunda, 17-30 September 2012)

Jolly si peternak sedang terlihat sibuk memperbaiki sesuatu di dalam Gudang Merah Besar. Untuk membantunya, Babi memnaggil hewan-hewan lain untuk beraksi dan membantu rencana Jolly! Bagaimanakah cara mereka semua membantu Jolly (Kiddo, September 2012 hlm 35)

Jolly, si peternak sedang memperbaiki sesuatu di dalam gudang merah besar. Tapi pekerjaan Jolly diintip oleh babi dan hewan-hewan lainnya. Ternyata, mereka secara tak sengaja malah membantu Jolly mewujudkan rencanya. Apa itu? (Parenting September 2012 hlm 135)

Nak-anak usia balita senang dibacakan erita menjelang tidur. Kegiatan ini, selain menyenangkan, ternyata juga sangat bermanfaat untuk mereka, di antaranya kemampuan bahasa serta kognitifnya meningkat. Bila ayah dan ibu sedang kehabisan ide bercerita, buku ini dapat dibacakan. Berkisah tentang Jolly si peternak yang mempunyai pesawat. Ia kemudian menerbangkan hewan-hewannya satu per satu, merasakan indahnya berkelana di udara. (Nakita 17023 September 2012 hlm 34)

Ø  Bahasa Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Contoh wacana non ilmiah :

Aku merasa rendah diri. Aku merasa tak punya kemampuan apapun dari segala bidang. Apa yang bisa kulakukan? Aku seperti orang tak berguna. Mungkin… telah lama aku kehilangan rasa percaya diriku, dan aku tak menyadarinya.

Bagaimana caraku untuk mendapatkan rasa percaya diriku kembali? Sebenarnya aku trauma dengan apa? Aku takut dengan apa? Oh! Aku bingung! Astaghfirullah…
Aku seperti menangis sendiri kesepian di dalam tiap senyumku. Oh… aku benar-benar merasa bagai orang tak berguna! Aku masih belum bisa mengatasi perasaan minderku sendiri.Bagaimana ini ya Allah?

Sampai di usiaku yang telah menginjak 16 tahun ini aku masih bingung. Apa keistimewaanku? Aku hanyalah seorang perempuan yang rapuh… dan tak punya keistimewaan apapun. Astaghfirullahal’adzim… Astaghfirullah… Astaghfirullah… Kemanakah semangatku yang membara itu pergi?

Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Aku masih punya banyak kekurangan. Tapi… aku sangat bangga menjadi orang Islam. Menjadi seorang muslimah… apakah itu dapat disebut sebagai kelebihan? I don’t know!
* * *
Seperti pada hari-hari sebelumnya, matahari terbit menyinari bumi. Alhamdulillah. Waktu terus berputar tanpa menghiraukan orang-orang sekitar. Tak terasa waktu pulang sekolah telah diambang pintu.

Kembali aku tersenyum kepada dunia yang telah 16 tahun ‘membesarkanku’. Tak seperti biasanya, hari ini sepulang sekolah aku makan soto di warung. Ditraktir. Berlanjut ke jalan-jalan menyusuri jalanan kota dengan naik bus.
Bersama ke-6 kawanku, kami menjejakkan kaki ke swalayan ternama di kota kami. Minum es teh bareng (satu cup es teh buat rame-rame), makan donat unil bareng, makan rujak bareng. Wah! Subhanallah… memang sangat nikmat ya bila kita berbagi. Apalagi menghabiskan waktu bersama dengan yeman-teman, benar-benar terasa seru dan asyik!

Sepulangku dari swalayan ternama tersebut, aku turun di Krapyak setelah naik bus jurusan Mangkang. Kemudian menanti bus jurusan Pasadena. Oh! So long!
Tiba-tiba tanpa kusadari, muncul seorang nenek yang berjalan dengan tertatih-tatih. Nenek tersebut membawa sejumlah barang belanjaan di punggungnya. tersentuh hatiku untuk menuntun si nenek. Ketika kutuntun, nenek tersebut meminta uang Rp 1000,- kepadaku untuk tambahan ongkos naik becak. Tanpa ragu langsung kuberi Rp 2000,-. Aku kembali menuntunnya sampai ke pangkalan becak motor. Setelah hampir dekat ke pangkalan becak motor, nenek tersebut berkata kalau ternyata duitnya masih kurang. langsung kuberi Rp 2000,- lagi. Alhamdulillah aku ada uang untuk diberikan ke nenek tersebut.
Sampai di depan becak motor yang akan dia tumpangi, aku membantu meletakkan belanjaannya ke atas becak motor tersebut. “Matur nuwun yo, nduk!” ,ucap si nenek. “Nggih, sami-sami mbah.” jawabku sambil tersenyum.

“Dek, ayo naik sekalian.” ucap Pak pengendara becak motor itu menawariku.
“He-eh, nduk. Sekalian aja.” ucap si nenek juga menawariku. Dan akhirnya aku ikut numpang sekalian. Karena sewaktu aku menuntun si nenek menuju pangkalan becak motor, ada bus jurusan Pasadena lewat (bus yang tadi kunanti).
Si nenek turun di jembatan dekat kawasan. “Matur nuwun yo, nduk.” ucapnya sambil tersenyum.
“Nggih, mbah.” jawabku. “Cah iki ter no tekan kono yo! Eh… tulung iki gendongno!” ucap si nenek menyuruh pak ojek (becak motor) untuk mengantarku, terus si nenek minta tolong supaya belanjaannya ditaruh di punggungnya.

“Makasih ya, Pak!” ucapku setelah turun dari becak motor. “Ya!” jawab Pak Ojek.
 
 

Wacana singkat dengan menggunakan EYD

Wacana Singkat Penggunaan EYD


1 Januari, Umur Symbian Selesai

Jakarta - Lonceng kematian Symbian akhirnya benar-benar berdentang. Nokia secara resmi mengumumkan tanggal untuk mengakhiri umur sistem operasi itu.


Tepat tanggal 1 Januari 2014, Nokia secara resmi akan menghentikan dukungannya terhadap sistem operasi Symbian dan MeeGo. Para developer pun diminta 'berkemas-kemas'.


"Mulai 1 Januari 2014, Anda tidak akan dapat menaruh konten dan atau melakukan update dari aplikasi di Symbian dan MeeGo," tulis email Nokia yang dikirimkan ke developer, dan dilansir Phone Arena, Selasa (8/10/2013).

Kendati sudah tidak memberikan dukungan, namun Nokia menjanjikan bahwa developer masih bisa menerima keuntungan dari setiap aplikasi atau konten yang didownload.


Keputusan ini semakin menegaskan posisi Nokia untuk fokus ke sistem operasi Windows Phone, apalagi setelah perusahaan tersebut resmi dibeli oleh Microsoft beberapa waktu lalu.
 
 

Puisi

Jalan Masa Depan
Wuryanto Puji Siswoyo

Saat fajar mulai menyingsing
Seiring alam mulai menggeliat
Menyambut datangnya mentari
Cepat terjaga . . . sambut hari ini!

Segera siapkan dirimu
Menelusuri batuan terjal
Sambil menyapa burung-burung berkicau
Selamat pagi . . . apa kabar hari ini?

Jarak bukanlah rintangan
Lelah bukanlah hambatan
Menuju rumah ilmu masa depanku

Selamat pagi semua
Terimalah salam cinta kami
Anak-anak yang penuh asa
Yang haus akan masa depan cerah

Kami . . . tak kan pernah putus asa!
Untuk mengais ilmu di sini
Hingga mimpi kami jadi nyata!

Di dada kami telah tertambat semboyan
Sekali layar terkembang
Surut kita berpantang!



sumber


Senin, 13 Mei 2013

Definisi Budaya Organisasi

Budaya merupakan sejumlah pemahaman penting seperti norma, nilai, sikap, dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi. Budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama yang didapat oleh kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berhasil dengan cukup baik untuk dianggap sah dan oleh karena itu, diharapkan untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir, dan merasa berhubungan dengan masalah tersebut.

Jadi, budaya organisasi adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi (Veithzal, 2008).


Budaya mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu pedoman. Pada dasarnya Budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan setiap individu yang melakukan aktivitas secara bersama-sama. Kreitner dan Kinicki (1995) dalam Dewita (2007), mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah perekat sosial yang mengikat anggota dari organisasi.


Susanto (2006) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.


Menurut davis (1984) dalam hasbi (2010), budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam organisasi.


Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem yang berisikan norma-norma perilaku, sosial dan moral yang dianut oleh setiap individu didalam organisasi untuk mengarahkan tindakan mereka dalam mencapai tujuan organisasi.  


Level atau Tingkatan  Budaya Organisasi



Dalam mempelajari budaya organisasi ada beberapa tingkatan budaya dalam sebuah organisasi,, dari yang terlihat dalam perilaku (puncak) sampai pada yang tersembunyi. Schein (dalam Mohyi 1996: 85) mengklasifikasikan budaya organisasi dalam tiga kelas, antara lain :

1.    Artefak 
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan, perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi

2.    Nilai-nilai yang mendukung
Nilai adalah dasar titik berangka evaluasi yag dipergunakan anggota organisasi untuk menilai organisasi, perbuatan, situasi dan hal-hal lain yag ada dalam organisasi

3.    Asumsi dasar
Adalah keyakinan yang dimiliki anggota organisasi tentang diri mereka sendiri, tentang orang lain dan hubungan mereka dengan orang lain serta hakekat organisasi mereka

Sementara Lundberg (dalam Mohyi, 1999:196)dalam studinya yang melanjutkan penelitian (pendapat) Schein dan menjadikan tingkatan budaya organisasi sebagai topik utama mengklasifikasikan budaya organisasi dalam empat kelas, yaitu

1)    Artefak
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan, perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi

2)    Perspektif
Perspektif adalah aturan-aturan dan norma yag dapat diaplikasikan dalam konteks tertentu, misalnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, cara anggota organisasi mendefinisikan situasi-siatuasi yang muncul. Biasanya anggota menyadari perspektif ini.

3)    Nilai
Nilai ini lebih abstrak dibanding perspektif, walaupun sering diungkap dalam filsafat organisasi dalam menjalankan misinya

4)    Asumsi

Asumsi ini seringkali tidak disadari lebih dalam dari artefak, perspektif dan nilai 



Sumber Budaya Organisasi
 
Tosi, Rizzo, Carroll (1994) mengatakan bahwa budaya organisasi dipengaruhi oleh empat factor, yaitu: (1) pengaruh umum dari luar yang luas, (2) pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal values), dan (3) factor-faktor spesifik dari organisasi, (4) nillai-nilai dari kondisi dominan.

  1. Pengaruh eksternal yang luas. (Broad external influences). Mencakup factor-faktor yang tidak dapat dikedalikan oleh organisasi, seperti lingkungan alam (adanya empat musim atau iklim tropis saja) dan kejadian-kejadian bersejarah yang membentuk masyarakat (sejarah raja-raja dengan nilai0nilai feudal). 
  2. Nilai-nilai budaya dan budaya nasional (soctetal values and national culture). Keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas (misalnya kebebasan individu, kolektivisme, kesopansantunan, kebersihan, dan sebagainya). 
  3. Unsure-unsur khas dari organisasi (organization specifis elements). Organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam usaha mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Penyelesaian yang merupakan ungakapan dari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan. Keberhasilan mengatasi masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi. Misalnya masalah menghadapi kesulitan usaha, biaya produksi terlalu tinggi, pemasaran biayanya tinggi juga, maka dicari jalan bagaimana penghematan di segala bidang dapat dilakukan. Jika ternyata upayanya berhasil, biaya produksi dapat diturunkan demikian juga biaya pemasaran, maa nilai untuk bekerja hemat (efisien) menjadi nilai utama dalam perusahaan. Dalam sumber budaya yang ketiga di atas, unsure-unsur khas dari organisasi, kita temukan konsep budaya organisasi dari Schein. 
Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya pada umumnya sukar dibedakan dengan fungsi budaya kelompok atau budaya organisasi, karena budaya merupakan gejala sosial. Menurut Ndraha (1997 : 21) ada beberapa fungsi budaya, yaitu :
  1. Sebagai identitas dan citra suatu masyarakat
  2. Sebagai pengikat suatu masyarakat
  3. Sebagai sumber
  4. Sebagai kekuatan penggerak
  5. Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
  6. Sebagai pola perilaku
  7. Sebagai warisan
  8. Sebagai pengganti formalisasi
  9. Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
  10. Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk nation – state

Sedangkan menurut Robbins (1999:294) fungsi budaya didalam sebuah organisasi adalah :
  1. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas
  2. Budaya berarti identitas bagi suatu anggota organisasi
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen
  4. Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial
 Menciptakan Dan Mempertahankan Budaya Organisasi
Budaya suatu organisasi tidak muncul begitu saja dari kehampaan. Sekali ditegakkan jarang budaya itu berangsur padam. Ada kekuatan yang menyebabkan budaya itu menjadi kuat dan dapat bertahan menjadi suatu budaya dalam organisasi. Adapun sebabnya :
A.    Asal mula suatu budaya
          Kebiasaan dewasa ini, tradisi, dan cara umum organisasi melakukan segala sesuatu sebegian besar disebabkan oleh apa yang berasal dari apa yang telah dilakukannya sebelumnya dan tingkat keberhasilan yang telah diperoleh melalui usaha keras tersebut. Ini membimbing kita ke sumber paling akhir dari budaya organisasi : pendirinya. Para pendiri suatu organisasi secara tradisional mempunyai dampak utama pada budaya dini organisasi tersebut. Mereka mempunyai suatu visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu. Mereka tidak dikendalai oleh kebiasaan atau ideologi sebelumnya . Ukuran kecil yang lazimnya mencirikan organisasi baru mempermudah pemaksaan pendiri akan visinya pada semua anggota organisasi.
B.     Menjaga budaya agar tetap hidup
          Sekali budaya terbentuk, praktek-praktek di dalam organisasi bertindak untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada karyawannya seperangkat pengalaman yang serupa . Misalnya, banyak praktek sumberdaya manusia yang kita bahas dalam bab sebelumnya memperkuat budaya organisasi itu. Proses seleksi, kriteria evaluasi kinerja, praktek pemberian imbalan, kegiatan pelatihan dan pengembangan karir, dan prosedur promosi memastikan bahwa mereka yang dipekerjakan cocok dalam budaya itu, menghargai mereka yang mendukungnya, dan menghukum ( dan bahkan memecat ) mereka yang menentangnya. Tiga kekuatan memainkan bagian sangat penting dalam mempertahankan suatu budaya: praktek seleksi, tindakan manajemen puncak[5], dan metode sosialisasi. Baiklah kita periksa masing- masing dengan lebih seksama.
Seleksi, tujuan dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan mempekerjakan individu-individu yang mempunyai pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan sukses di dalam organisasi itu. Di samping itu, proses seleksi memberikan informasi kepada para pelamar mengenai oraganisasi itu. Para calon belajar mengenai organisasi itu, dan jika mereka merasakan suatu konflik antara nilai mereka dan nilai organisasi, mereka dapat menyeleksi diri keluar dari kumpulan pelamar. Oleh karena itu, seleksi menjadi jalan dua arah, dengan memungkinkan pemberi kerja atau pelamar untuk memutuskan perkawinan bila tidak ada ketidakcocokan. Dengan cara ini, proses seleksi mendukung budaya suatu organisasi dengan menyeleksi keluar individu-individu yang mungkin menyerang atau menghancurkan nilai-nilai intinya.
Manajemen puncak, tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada organisasi. Lewat apa yang mereka katakan dan bagaimana mereka berprilaku eksekutif senior menegakkan norma- norma yang merembes ke bawah sepanjang organisasi.Misalnya, apakah pengambilan resiko yang diinginkan , berapa banyak kebebasan seharusnya diberikan oleh para manajer kepada bawahan mereka, pakaian apakah yang pantas, dan tindakan apakah akan dihargai dalam kenaikan upah , promosi dan lain-lain.
Sosialisasi, tidak peduli betapa baik yang telah dilakukan organisasi itu dalam perekrutan dan seleksi, karyawan baru tidak sepenuhnya diindoktrinasi dalam budaya organisasi. Mungkin yang paling penting, karena mereka tidak kenal baik dengan budaya organisasi, karyawan baru mengganggu keyakinan dan kebiasaan yang ada. Oleh karena itu organisasi akan tampaknya berpotensi membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya.     


 sumber
 


Rabu, 03 April 2013

Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu :

Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :

Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu :

  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. 

Arti Penting Komunikasi

Komunikasi mempunyai arti yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Komunikasi berperan penting dalam transparansi yang terjadidalam organisasi agar tidak terjadi kesalah pahaman dan konflik dalam organisasi tersebut.
Komunikasi merupakan interaksi dari anggota satu ke anggota lainnya. Komunikasi sangat penting dalam organisasi juga agar ketika bermusyawarah tidak canggung ataupun tidak saling akrab. Maka perlunya komunikasi yang sering dalam organisasi sangat diperlukan.
Komunikasi ada yang verbal dan non vebal. Komunikasi verbal itu biasanya menggunakan bahasa verbal. Sementara Komunikasi Non-Verbal biasanya menggunakan bahasa isyarat, bahasa tubuh.



Jenis-jenis Komunikasi
 
1.         Komunikasi intrapribadi  
    Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi                             dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir. 
 
2.         Komunikasi antarpribadi 
  Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara   
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.


3.         Komunikasi kelompok (kecil)

Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.

4.         Komunikasi publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut  persiapan  pesan  yang  cermat,  menuntut  kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.

5.         Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan  yang  lebih  besar  dari  komunikasi  kelompok.  Komunikasi
organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.

6.         Komunikasi massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan  media  massa  cetak  maupun  elektronik  yang  dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas. 

Proses komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu: 

1. Proses komunikasi secara primer
 
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

 Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

 Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. 

     Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan. 

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh   
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai 
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

         Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi
         karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau    
         jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, 
         dsb   adalah  media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses 
         komunikasi      secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan 
         sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa  
         (telepon, surat, megapon, dsb.).


 Komunikasi yang efektif

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
 

>Menciptakan suasana yang menguntungkan. 

>menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. 

>pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan. 

>Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang   
  dapat menguntungkannya. 

>Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.

  Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan
  bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :

>Tersedianya suatu hal yang menarik minat.

>Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, 
  sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian. 

>Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan
  dari hal yang dimaksudkan. 


Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena faktor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya.



sumber 
sumber 
sumber