Rabu, 03 April 2013

Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu :

Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut :

Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu :

  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
  2. Pesan (mengatakan apa?)
  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
  4. Komunikan (kepada siapa?)
  5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu. 

Arti Penting Komunikasi

Komunikasi mempunyai arti yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Komunikasi berperan penting dalam transparansi yang terjadidalam organisasi agar tidak terjadi kesalah pahaman dan konflik dalam organisasi tersebut.
Komunikasi merupakan interaksi dari anggota satu ke anggota lainnya. Komunikasi sangat penting dalam organisasi juga agar ketika bermusyawarah tidak canggung ataupun tidak saling akrab. Maka perlunya komunikasi yang sering dalam organisasi sangat diperlukan.
Komunikasi ada yang verbal dan non vebal. Komunikasi verbal itu biasanya menggunakan bahasa verbal. Sementara Komunikasi Non-Verbal biasanya menggunakan bahasa isyarat, bahasa tubuh.



Jenis-jenis Komunikasi
 
1.         Komunikasi intrapribadi  
    Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi                             dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir. 
 
2.         Komunikasi antarpribadi 
  Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara   
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.


3.         Komunikasi kelompok (kecil)

Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.

4.         Komunikasi publik

Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut  persiapan  pesan  yang  cermat,  menuntut  kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.

5.         Komunikasi organisasi

Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan  yang  lebih  besar  dari  komunikasi  kelompok.  Komunikasi
organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.

6.         Komunikasi massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan  media  massa  cetak  maupun  elektronik  yang  dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas. 

Proses komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu: 

1. Proses komunikasi secara primer
 
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

 Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).

 Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. 

     Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan. 

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh   
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai 
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

         Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi
         karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau    
         jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, 
         dsb   adalah  media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses 
         komunikasi      secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan 
         sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa  
         (telepon, surat, megapon, dsb.).


 Komunikasi yang efektif

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
 

>Menciptakan suasana yang menguntungkan. 

>menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti. 

>pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan. 

>Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang   
  dapat menguntungkannya. 

>Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.

  Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan
  bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :

>Tersedianya suatu hal yang menarik minat.

>Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, 
  sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian. 

>Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan
  dari hal yang dimaksudkan. 


Itulah beberapa hal saja yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena faktor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya.



sumber 
sumber 
sumber 

Sinkronisasi dan Deadlock



A. Sinkronisasi

Akses bebarengan untuk berbagi dua bersama dapat mengakibatkan tidak

 konsistennya data. Pemeliharaan konsistensi data memerlukan mekanisme untuk 

memastikan eksekusi dari proses kerjasama. Shared memory merupakan solusi ke 

masalah bounded-butter yang mengijinkan paling banyak n-1 materi dalam buffer 

pada waktu yang sama. Suatu solusi, jika semua N buffer digunakan tidaklah 

sederhana. Dimisalkan kita memdifikasi producer-consumer code dengan 

menambahkan suatu variable counter, dimulai dari 0 dan masing-masing waktu 

tambahan dari suatu item baru diberikan kepada buffer.
1.   Race Condition

Race Condition adalah situasi di mana beberapa proses mengakses dan 

memanipulasi data bersama pada saat besamaan. Nilai akhir dari data bersama 

tersebut tergantung pada proses yang terakhir selesai. Untuk mencegahrace 

condition, proses-proses yang berjalan besamaan harus di disinkronisasi.

Dalam beberapa sistem operasi, proses-proses yang berjalan bersamaan mungkin untuk

 membagi beberapa penyimpanan umum, masing-masing dapat melakukan proses baca 

(read) dan proses tulis (write). Penyimpanan bersama (shared storage) mungkin berada di 

memori utama atau berupa sebuah berkas bersama, lokasi dari memori bersama tidak 

merubah kealamian dari komunikasi atau masalah yang muncul. Untuk mengetahui 

bagaimana komunikasi antar proses bekerja, mari kita simak sebuah contoh sederhana, 

sebuah print spooler. Ketika sebuah proses ingin mencetak sebuah berkas, proses tersebut 

memasukkan nama berkas ke dalam sebuah spooler direktori yang khusus. Proses yang 

lain, printer daemon, secara periodik memeriksa untuk mengetahui jika ada banyak berkas 

yang akan dicetak, dan jika ada berkas yang sudah dicetak dihilangkan nama berkasnya 

dari direktori.
2.   Masalah Critical Section

Kunci untuk mencegah masalah ini dan di situasi yang lain yang melibatkan shared

 memori, shared berkas, and shared sumber daya yang lain adalah menemukan 

beberapa jalan untuk mencegah lebih dari satu proses untuk melakukan proses 

writing dan reading kepada shared data pada saat yang sama. Dengan kata lain kita 

memutuhkan mutual exclusion, sebuah jalan yang menjamin jika sebuah proses 

sedang menggunakan shared berkas, proses lain dikeluarkan dari pekerjaan yang 

sama. Kesulitan yang terjadi karena proses 2 mulai menggunakan variabel bersama 
 
sebelum proses 1 menyelesaikan tugasnya.


Masalah menghindari race conditions dapat juga diformulasikan secara abstrak. Bagian dari

waktu, sebuah proses sedang sibuk melakukan perhitungan internal dan hal lain yang tidak 

menggiring ke kondisi race conditions. Bagaimana pun setiap kali sebuah proses 

mengakses shared memory atau shared berkas atau melakukan sesuatu yang kitis akan 

menggiring kepada race conditions. Bagian dari program dimana shaed memory diakses 

disebut Critical Section atau Critical Region

Walau pun dapat mencegah race conditions, tapi tidak cukup untuk melakukan kerjasama 

antar proses secara pararel dengan baik dan efisien dalam menggunakan shared data.

Kita butuh 4 kondisi agar menghasilkan solusi yang baik:

·>      Tidak ada dua proses secara bersamaan masuk ke dalam citical section.

·>      Tidak ada asumsi mengenai kecepatan atau jumlah cpu.

·>      Tidak ada proses yang berjalan di luar critical secion yang dapat mengeblok proses lain.

·>      Tidak ada proses yang menunggu selamamya untuk masuk critical section.

Critical Section adalah sebuah segmen kode di mana sebuah proses yang mana sumber 

daya bersama diakses. Terdiri dari:

 
Entry Section: kode yang digunakan untuk masuk ke dalam critical section

Critical Section: Kode di mana hanya ada satu proses yang dapat dieksekusi pada satu 

waktu   

Exit Section: akhir dari critical section, mengizinkan proses lain

Remainder Section: kode istirahat setelah masuk ke critical section.
3.   Solusi ke Masalah Critical-Section

Ada bebrapa Solusi untuk mengatasi masalah Critical Section, yaitu:

·    >       Mutual exclution

Jika proses pi sedang mengeksekusi critical section-nya maka tidak ada proses lain yang dapat mengeksekusi dalam critical section mereka.

·    >      Progress

Jika tidak ada proses yang sedang dieksekusi dalam critical section  dan ada beberapa proses yang ingin masuk ke critical section mereka, maka pemilihan proses yang akan masuk ke critical section berikutnya tidak bias ditunda.

·    >     Bounded Waiting

Suatu keterikatan harus ada pada sejumlah proses yang diijinkan masuk ke critical section mereka, setelah adanya proses yang meminta masuk ke critical section dan sebelum  permintaan itu diterima, Hal yang di perhatikan adalah 

1.  >    Asumsikan bahwa tiap proses mengeksekusi pada nonzero speed.

2.  >   Tidak ada asumsi mengenai kecepatan relative dan n proses.

Penjelasan selanjutnya akan di uraikan pada halaman blog berikut : link